Misalkan kecepatan angular gear depan adalah w1 dan jari-jari gear depan adalah r1. Maka kecepatan linear gear depan adalah
w1*r1= v1
Karena gear belakang terhubung rantai dengan gear depan maka kecepatan linear gear belakang(v2) sama dengan gear depan (v1).
v2 = v1
w2*r2 = w1 * r1
w2 = (r1/r2) * w1
Sementara kecepatan linear roda (v3) adalah
v3 = r3 * w2
Dengan r3 adalah jari-jari roda. Sehingga
v3 = r3 * (r1/r2) * w1
dengan :
w1 = kecepatan angular gear depan
r1 = jari-jari gear/sproket depan
r2 = jari-jari gear/sproket belakang
Jadi untuk meningkatkan speed motor bisa dilakukan dengan :
- memperbesar diameter gear depan (r1)
- memperkecil diameter gear belakang (r2)
- menggunakan ban belakang yang jari-jarinya lebih besar (r3).
Problemnya semua yang dilakukan diatas membutuhkan power yang lebih besar. Kalau powernya kurang maka bukan tambah naik speednya malah speednya jadi turun karena w1 nya ngedrop. Mungkin speed maksimumnya bertambah tapi butuh trek yang lebih panjang. Nah untuk meningkatkan power biasanya dilakukan :
- mengganti busi dengan busi racing
- mengganti koil dengan koil racing
- mengganti cdi dengan cdi racing
- mengganti spul dengan spul racing
- menaikan cc mesin
- memperbesar karburator
- menaikkan oktan bahan bakar (pakai pertamax atau alkohol kering)
- menggunakan ban yang telapaknya tidak lebar
Kembali ke judul , diketahui :
v3 = r3 * (r1/r2) * w1
dengan :
w1 = kecepatan angular gear depan
r1 = jari-jari gear/sproket depan
r2 = jari-jari gear/sproket belakang
Misalkan r1 adalah sproket depan dengan 15 mata, maka 2*phi*r1 = 15*k. k adalah lebar tiap mata. Atau r1 = (15*k)/(2*phi). Jika sproket depan diganti 14 mata maka jari2 sproket 14 mata adalah r1` = (14*k)/(2*phi). Atau r1′ = (14/15)* r1. Dengan cara yang sama untuk penggantian sproket belakang dari 37 mata ke 35 mata adalah, r2` = (35/37)* r2. Sehingga kecepatan roda akhir adalah :
v3` = r3 * (r1`/r2`) * w1
= r3 * (((14/15)* r1)/(35/37)* r2)*w1
= (r3 * (r1/r2) * w1) * (14/15) *(37/35)
= v3 * 0.987
Jadi penggantian pasangan sproket 15 T – 37 T dengan 14 T – 35 T malah memperkecil top speed.
Selanjutnya dapat diturunkan suatu rumus koefisien untuk perubahan/penggantian sproket sebagai berikut :
K = (SDB/SDL) * (GBL/GBB)
dengan
SDB = Sproket Depan Baru
SDL = Sproket Depan Lama
GBL = Gear Belakang Lama
GBB = Gear Belakang Baru
dan
Top Speed baru = K * Top Speed lama
Contoh :
SDB–SDL–GBL–GBB—-K
14….14…..39…..37…….1,054
14….14…..39…..36…….1,083
14….14…..39…..35…….1,114
15….14…..39…..37…….1,129
15….14…..39…..36…….1,160
15….14…..39…..35…….1,193
Jadi penggantian pasangan sproket 14 T – 39 T dengan 15 T – 35 T menghasilkan peningkatan 19 % pada top speed JIKA power motor cukup . Kalau ngga cukup yah memble.
gini mas saya punya 14T-39T stndar klo mw di ksi top speed (biasa kmi bilang disini biar panjang nafas mtr-nya),itu pake ukuran brapa ya klo pake SsS?
ReplyDeletesoal.x hitungan ku sdikit terbelit
hahaha