Motor 2 tak pasti berasap, tapi kalau asapnya tebal mesti harus ada yg diperbaiki. Caranya :
1. Bakar knalpot. Bakar oli dan keraknya dalam knalpot. Lepaskan knalpot, copot sarangannya. Bakar sarangan di atas api kompor hingga berwarna putih. Pukul2 sarangan maka ambrollah semua kerak pada sarangan. Masukan minyak tanah dalam knalpot, sikat dan bersihkan bagian dalam knalpot. Lalu bakar bagian dalam knalpot, kalau susah nyala, tambahkan bensin dalamnya.
2. Setting oli samping agar tidak terlalu boros, ukurannya adalah 1 : 50. 1 liter oli samping untuk 50 liter bensin.
3. Gunakan oli samping low smoke
4. Gunakan filter udara. Kalau filter udara dilepas maka udara campur debu yng dibakar jadi banyak asapnya.
5. Jetting karburator yang pas. Tandanya busi berwarna merah bata. Kalau tidak pas yah pembakaran tidak sempurna dan hasilnya banyak asapnya.
Tuesday, March 31, 2015
[F1ZR] Cara Meningkatkan Performa F1zr
Seringkali ada pertanyaan seperti : “Mas bagaimana caranya agar Fizr saya bisa ngebut?”
. Saya sebenarnya sebel banget kalau ada yang tanya seperti ini. Kenapa? Semuanya sudah ditulis diblog ini. Yah anda harus membaca tiap dongeng itu dan mempelajarinya. Dan yang bikin lebih sebel lagi f1zr saya ngga kenceng2 amat, cuman lari 120 – 130 kpj saja :p .
Baiklah biar gampang, saya buat kisi-kisinya.
Cara meningkatkan performa F1ZR(diurutkan dari yang paling gampang) :
1. Seting karburator
2. Ganti coil racing, belum pernah dirasakan bedanya sih. Tapi jika coil racingnya menghasilkan percikan api lebih besar berarti bagus tenaganya.
3. Menaikan kompresi, tapi mesti hati2. Kalau ketinggian kompresinya malah ngga bisa lari di putaran atas.
4. Ganti sproket depan-belakang. Pakai 15/35 kalau mau ngejar top speed. Pakai 13/39 kalau mau ngejar akselerasi.
5. Bobok knalpot standard atau pakai knalpot racing (perlu seting karburator ulang).
6. Bore-up pakai os 150/175/200 atau pakai RX.
7. Porting polish, silahkan ke bengkel tuner. Saya bukan ahlinya.
8. Pakai kampas kopling FR.
9. Ganti klaher/bearing kruk as (turun mesin).
10. Reamer karburator, silahkan ke bengkel tuner. Saya bukan ahlinya.
11. Pakai spul jalan YZ 125 (atau apa, dah lupa), harganya 3 jutaan.
12. Ganti gear ratio (gear dalam mesin).
Yang sudah saya lakukan nomer 1,3,4,5,6,8,9.
Baiklah biar gampang, saya buat kisi-kisinya.
Cara meningkatkan performa F1ZR(diurutkan dari yang paling gampang) :
1. Seting karburator
2. Ganti coil racing, belum pernah dirasakan bedanya sih. Tapi jika coil racingnya menghasilkan percikan api lebih besar berarti bagus tenaganya.
3. Menaikan kompresi, tapi mesti hati2. Kalau ketinggian kompresinya malah ngga bisa lari di putaran atas.
4. Ganti sproket depan-belakang. Pakai 15/35 kalau mau ngejar top speed. Pakai 13/39 kalau mau ngejar akselerasi.
5. Bobok knalpot standard atau pakai knalpot racing (perlu seting karburator ulang).
6. Bore-up pakai os 150/175/200 atau pakai RX.
7. Porting polish, silahkan ke bengkel tuner. Saya bukan ahlinya.
8. Pakai kampas kopling FR.
9. Ganti klaher/bearing kruk as (turun mesin).
10. Reamer karburator, silahkan ke bengkel tuner. Saya bukan ahlinya.
11. Pakai spul jalan YZ 125 (atau apa, dah lupa), harganya 3 jutaan.
12. Ganti gear ratio (gear dalam mesin).
Yang sudah saya lakukan nomer 1,3,4,5,6,8,9.
[F1ZR] Salah Satu Penyebab F1ZR Tidak Bisa Lari Kencang
Senin tgl 8 Desember 2010 lalu saya membawa f1zr ke purbalingga. Hari berikutnya saya main ke bengkel Rohman. Mas Rohman memang langganan saya ngoprek motor sejak SMA. Saya ditawari korekan yang kencang tapi irit. Oke saya terima, biayanya 125 rb.
Walah selain memperbesar dan porting lubang intake-outtake, juga dibuat 4 lubang berdiameter 3 mm menembus liner! Aduh ini mekanik mengacaukan prinsip kerja 2 tak :p . Bener saja motor saya jadi loyo diputaran atas. Gigi 1 – 3 memang normal dan bertambah tenaganya, terasa menghentak. Mungkin kalau pakai kopling manual bisa buat standing. Tapi gigi 4 nya mentok di 100 km/jam ! Weleh… yg tadinya gampang naik ke 120 km/jam kok malah jadi loyo. Sayang hari sudah sore dan hujan lebat. Tidak ada waktu untuk ngoprek lagi. Esok harinya pun saya sudah harus balik ke bandung.
Selama perjalanan ke bandung, hujan lebat terus menerus. Setelah 4 jam kehujanan, tangan sampai keriput menggigil kedinginan, saya pun nyate di cihaeur ciamis. Wah satenya besar2 dan empuk, plus segelas kopi hitam panas. Setelah istirahat 1 jam kembali berhujan-hujanan menuju bandung, sampai dirumah 3 jam kemudian.
Hari kamis berikutnya baru saya bisa test motor di fly-over waktu berangkat ke kantor. Benar saja, biasanya di fly-over fizrku dengan entengnya speeding sampai 120-125 km/jam. Tapi kali ini 105 km/jam pun ngos-ngosan. Padahal konsumsi bensinnya sama borosnya.
Siangnya saya periksa tutup blok, weleh mur blok kiri atas maju 2 cm ! Ini adalah critical error yang berbahaya. Mur maju menandakan :
-Pada sudut itu, tutup blok tidak terpasang kencang
-Tekanan/kompresi yang kuat bisa menyebabkan kebocoran pada sudut yang tidak terpasang kencang
-kebocoran menyebabkan pemanasan berlebihan pada seal dan mur blok, ditambah dengan getaran mesin, maka mur bisa maju lepas dari blok (lubang baut blok jadi sleg, rusak). Kalau lubang baut blok sleg, mur lepas maka kompresi bocor besar-besaran. Selanjutnya tenaga mesin drop. Dan kalau mesin mati, tidak bisa hidup lagi. Kalau sudah sleg yah blok musti dibawa ke bengkel bubut. Lubang baut sleg pada blok fizr sering terjadi, maka rajin-rajinlah memeriksa panjang mur blok. Pastikan keempat mur blok panjangnya sama, tidak ada yang menonjol.
Dan JANGAN PERNAH PAKAI LEM walaupun pakai lem tribond, apalagi lem adhesive. Lem tidak dirancang untuk menahan kompresi tinggi pada suhu yang sangat panas pada proses pembakaran bensin.
Tutup blok pun kubuka, yah tribond yg dipakai tidak melekat lagi. Periksa seal blok belakang, waduh dipasang rangkap ! Pantes kompresi kurang dan tenaga loyo ! Beginilah kalau mekanik tidak mengerti perhitungan kompresi
. Penggunaan seal rangkap berarti memajukan blok sekitar 1 mm, berarti memperbesar ruang bakar. Mari kita hitung kompresi-nya :
Lingkar terbesar pada head silinder adalah 52 mm, maka luasnya adalah : 2123,7 mm2. Karena blok maju 1 mm, maka terdapat penambahan volume ruang bakar sebanyak 2123,7 mm2 x 1 mm = 2,213 cc ! dan kompresinya menjadi :
(110,4 + 12 + 2,213)/(12 + 2,213) = 8,77 !
Padahal kompresi sebelumnya adalah :
(110,4 + 12)/(12) = 10,2
Belum akibat penggunan lem yang mempertebal seal head silinder yang akhirnya juga memperbesar ruang bakar.
Jadi blok harus turun untuk penggantian seal2 blok. Kali ini hanya dipakai sebuah seal belakang blok, seal silinder head tanpa lem.
Hari berikutnya saat berangkat ke kantor, test lagi di fly over.. yes terasa kembali gigi 4 bertenaga dan mencapai 115 km/jam. Tapi kok bensinnya minum yah??? hampir 1 liter buat 16 km hahahahhahaha. Jetting ! Yah harus jetting(setting karburator) lagi. Saat jetting baru ketahuan kalau kabel gas ditarik keatas, jadi jarum needle jet tak pernah bisa jatuh menutup rapat. Mesin hidup terus walau baut bukaan bensin diputar kekanan habis. Seharusnya kalau baut bukaan bensin diputar kekanan, jarum needle jet bergerak turun. Dan kalau jarum turun terus hingga menutup lubang, maka mesin mati. Ini mesin nggak mau mati hahahaahaha, pantas saja jadi bertenaga banget di gigi 1-3
.
Akhirnya sastro sudah normal, bisa lari 120 km/jam tapi irit! Sekitar 1 : 35. Apalagi kalau drive style-nya dibuat smooth, ngga pakai rpm tinggi, ngga pakai full throtlle, konstan di gigi 4 pada 40-50 km/jam. Pasti lebih irit lagi. Kemarin malah berangkat ke kantor pakai bensin minim, dari rumah jarum bensin sudah di merah, sampai dikantor saya cek tangki bensin.. hampir kering isinya. Padahal rada ngebut dan full throtlle di fly over. Hahahahahaha. Kayaknya sih gampang diset buat bisa lari 125 km/jam lagi, tinggal dibuat agak boros jettingnya. Tapi mungkin lebih baik main jet-nya saja yang digedein, jadi cuman minum kalau pas full throtlle saja.
Untung saya perbaiki sendiri, kalau saya perbaiki di rohman mungkin solusinya papas head! Hahahahahaha.
Walah selain memperbesar dan porting lubang intake-outtake, juga dibuat 4 lubang berdiameter 3 mm menembus liner! Aduh ini mekanik mengacaukan prinsip kerja 2 tak :p . Bener saja motor saya jadi loyo diputaran atas. Gigi 1 – 3 memang normal dan bertambah tenaganya, terasa menghentak. Mungkin kalau pakai kopling manual bisa buat standing. Tapi gigi 4 nya mentok di 100 km/jam ! Weleh… yg tadinya gampang naik ke 120 km/jam kok malah jadi loyo. Sayang hari sudah sore dan hujan lebat. Tidak ada waktu untuk ngoprek lagi. Esok harinya pun saya sudah harus balik ke bandung.
Selama perjalanan ke bandung, hujan lebat terus menerus. Setelah 4 jam kehujanan, tangan sampai keriput menggigil kedinginan, saya pun nyate di cihaeur ciamis. Wah satenya besar2 dan empuk, plus segelas kopi hitam panas. Setelah istirahat 1 jam kembali berhujan-hujanan menuju bandung, sampai dirumah 3 jam kemudian.
Hari kamis berikutnya baru saya bisa test motor di fly-over waktu berangkat ke kantor. Benar saja, biasanya di fly-over fizrku dengan entengnya speeding sampai 120-125 km/jam. Tapi kali ini 105 km/jam pun ngos-ngosan. Padahal konsumsi bensinnya sama borosnya.
Siangnya saya periksa tutup blok, weleh mur blok kiri atas maju 2 cm ! Ini adalah critical error yang berbahaya. Mur maju menandakan :
-Pada sudut itu, tutup blok tidak terpasang kencang
-Tekanan/kompresi yang kuat bisa menyebabkan kebocoran pada sudut yang tidak terpasang kencang
-kebocoran menyebabkan pemanasan berlebihan pada seal dan mur blok, ditambah dengan getaran mesin, maka mur bisa maju lepas dari blok (lubang baut blok jadi sleg, rusak). Kalau lubang baut blok sleg, mur lepas maka kompresi bocor besar-besaran. Selanjutnya tenaga mesin drop. Dan kalau mesin mati, tidak bisa hidup lagi. Kalau sudah sleg yah blok musti dibawa ke bengkel bubut. Lubang baut sleg pada blok fizr sering terjadi, maka rajin-rajinlah memeriksa panjang mur blok. Pastikan keempat mur blok panjangnya sama, tidak ada yang menonjol.
Dan JANGAN PERNAH PAKAI LEM walaupun pakai lem tribond, apalagi lem adhesive. Lem tidak dirancang untuk menahan kompresi tinggi pada suhu yang sangat panas pada proses pembakaran bensin.
Tutup blok pun kubuka, yah tribond yg dipakai tidak melekat lagi. Periksa seal blok belakang, waduh dipasang rangkap ! Pantes kompresi kurang dan tenaga loyo ! Beginilah kalau mekanik tidak mengerti perhitungan kompresi
Lingkar terbesar pada head silinder adalah 52 mm, maka luasnya adalah : 2123,7 mm2. Karena blok maju 1 mm, maka terdapat penambahan volume ruang bakar sebanyak 2123,7 mm2 x 1 mm = 2,213 cc ! dan kompresinya menjadi :
(110,4 + 12 + 2,213)/(12 + 2,213) = 8,77 !
Padahal kompresi sebelumnya adalah :
(110,4 + 12)/(12) = 10,2
Belum akibat penggunan lem yang mempertebal seal head silinder yang akhirnya juga memperbesar ruang bakar.
Jadi blok harus turun untuk penggantian seal2 blok. Kali ini hanya dipakai sebuah seal belakang blok, seal silinder head tanpa lem.
Hari berikutnya saat berangkat ke kantor, test lagi di fly over.. yes terasa kembali gigi 4 bertenaga dan mencapai 115 km/jam. Tapi kok bensinnya minum yah??? hampir 1 liter buat 16 km hahahahhahaha. Jetting ! Yah harus jetting(setting karburator) lagi. Saat jetting baru ketahuan kalau kabel gas ditarik keatas, jadi jarum needle jet tak pernah bisa jatuh menutup rapat. Mesin hidup terus walau baut bukaan bensin diputar kekanan habis. Seharusnya kalau baut bukaan bensin diputar kekanan, jarum needle jet bergerak turun. Dan kalau jarum turun terus hingga menutup lubang, maka mesin mati. Ini mesin nggak mau mati hahahaahaha, pantas saja jadi bertenaga banget di gigi 1-3
Akhirnya sastro sudah normal, bisa lari 120 km/jam tapi irit! Sekitar 1 : 35. Apalagi kalau drive style-nya dibuat smooth, ngga pakai rpm tinggi, ngga pakai full throtlle, konstan di gigi 4 pada 40-50 km/jam. Pasti lebih irit lagi. Kemarin malah berangkat ke kantor pakai bensin minim, dari rumah jarum bensin sudah di merah, sampai dikantor saya cek tangki bensin.. hampir kering isinya. Padahal rada ngebut dan full throtlle di fly over. Hahahahahaha. Kayaknya sih gampang diset buat bisa lari 125 km/jam lagi, tinggal dibuat agak boros jettingnya. Tapi mungkin lebih baik main jet-nya saja yang digedein, jadi cuman minum kalau pas full throtlle saja.
Untung saya perbaiki sendiri, kalau saya perbaiki di rohman mungkin solusinya papas head! Hahahahahaha.
[F1ZR] Menghitung Final Gear
Misalkan kecepatan angular gear depan adalah w1 dan jari-jari gear depan adalah r1. Maka kecepatan linear gear depan adalah
w1*r1= v1
Karena gear belakang terhubung rantai dengan gear depan maka kecepatan linear gear belakang(v2) sama dengan gear depan (v1).
v2 = v1
w2*r2 = w1 * r1
w2 = (r1/r2) * w1
Sementara kecepatan linear roda (v3) adalah
v3 = r3 * w2
Dengan r3 adalah jari-jari roda. Sehingga
v3 = r3 * (r1/r2) * w1
dengan :
w1 = kecepatan angular gear depan
r1 = jari-jari gear/sproket depan
r2 = jari-jari gear/sproket belakang
Jadi untuk meningkatkan speed motor bisa dilakukan dengan :
- memperbesar diameter gear depan (r1)
- memperkecil diameter gear belakang (r2)
- menggunakan ban belakang yang jari-jarinya lebih besar (r3).
Problemnya semua yang dilakukan diatas membutuhkan power yang lebih besar. Kalau powernya kurang maka bukan tambah naik speednya malah speednya jadi turun karena w1 nya ngedrop. Mungkin speed maksimumnya bertambah tapi butuh trek yang lebih panjang. Nah untuk meningkatkan power biasanya dilakukan :
- mengganti busi dengan busi racing
- mengganti koil dengan koil racing
- mengganti cdi dengan cdi racing
- mengganti spul dengan spul racing
- menaikan cc mesin
- memperbesar karburator
- menaikkan oktan bahan bakar (pakai pertamax atau alkohol kering)
- menggunakan ban yang telapaknya tidak lebar
Kembali ke judul
, diketahui :
v3 = r3 * (r1/r2) * w1
dengan :
w1 = kecepatan angular gear depan
r1 = jari-jari gear/sproket depan
r2 = jari-jari gear/sproket belakang
Misalkan r1 adalah sproket depan dengan 15 mata, maka 2*phi*r1 = 15*k. k adalah lebar tiap mata. Atau r1 = (15*k)/(2*phi). Jika sproket depan diganti 14 mata maka jari2 sproket 14 mata adalah r1` = (14*k)/(2*phi). Atau r1′ = (14/15)* r1. Dengan cara yang sama untuk penggantian sproket belakang dari 37 mata ke 35 mata adalah, r2` = (35/37)* r2. Sehingga kecepatan roda akhir adalah :
v3` = r3 * (r1`/r2`) * w1
= r3 * (((14/15)* r1)/(35/37)* r2)*w1
= (r3 * (r1/r2) * w1) * (14/15) *(37/35)
= v3 * 0.987
Jadi penggantian pasangan sproket 15 T – 37 T dengan 14 T – 35 T malah memperkecil top speed.
Selanjutnya dapat diturunkan suatu rumus koefisien untuk perubahan/penggantian sproket sebagai berikut :
K = (SDB/SDL) * (GBL/GBB)
dengan
SDB = Sproket Depan Baru
SDL = Sproket Depan Lama
GBL = Gear Belakang Lama
GBB = Gear Belakang Baru
dan
Top Speed baru = K * Top Speed lama
Contoh :
SDB–SDL–GBL–GBB—-K
14….14…..39…..37…….1,054
14….14…..39…..36…….1,083
14….14…..39…..35…….1,114
15….14…..39…..37…….1,129
15….14…..39…..36…….1,160
15….14…..39…..35…….1,193
Jadi penggantian pasangan sproket 14 T – 39 T dengan 15 T – 35 T menghasilkan peningkatan 19 % pada top speed JIKA power motor cukup
. Kalau ngga cukup yah memble.
w1*r1= v1
Karena gear belakang terhubung rantai dengan gear depan maka kecepatan linear gear belakang(v2) sama dengan gear depan (v1).
v2 = v1
w2*r2 = w1 * r1
w2 = (r1/r2) * w1
Sementara kecepatan linear roda (v3) adalah
v3 = r3 * w2
Dengan r3 adalah jari-jari roda. Sehingga
v3 = r3 * (r1/r2) * w1
dengan :
w1 = kecepatan angular gear depan
r1 = jari-jari gear/sproket depan
r2 = jari-jari gear/sproket belakang
Jadi untuk meningkatkan speed motor bisa dilakukan dengan :
- memperbesar diameter gear depan (r1)
- memperkecil diameter gear belakang (r2)
- menggunakan ban belakang yang jari-jarinya lebih besar (r3).
Problemnya semua yang dilakukan diatas membutuhkan power yang lebih besar. Kalau powernya kurang maka bukan tambah naik speednya malah speednya jadi turun karena w1 nya ngedrop. Mungkin speed maksimumnya bertambah tapi butuh trek yang lebih panjang. Nah untuk meningkatkan power biasanya dilakukan :
- mengganti busi dengan busi racing
- mengganti koil dengan koil racing
- mengganti cdi dengan cdi racing
- mengganti spul dengan spul racing
- menaikan cc mesin
- memperbesar karburator
- menaikkan oktan bahan bakar (pakai pertamax atau alkohol kering)
- menggunakan ban yang telapaknya tidak lebar
Kembali ke judul
v3 = r3 * (r1/r2) * w1
dengan :
w1 = kecepatan angular gear depan
r1 = jari-jari gear/sproket depan
r2 = jari-jari gear/sproket belakang
Misalkan r1 adalah sproket depan dengan 15 mata, maka 2*phi*r1 = 15*k. k adalah lebar tiap mata. Atau r1 = (15*k)/(2*phi). Jika sproket depan diganti 14 mata maka jari2 sproket 14 mata adalah r1` = (14*k)/(2*phi). Atau r1′ = (14/15)* r1. Dengan cara yang sama untuk penggantian sproket belakang dari 37 mata ke 35 mata adalah, r2` = (35/37)* r2. Sehingga kecepatan roda akhir adalah :
v3` = r3 * (r1`/r2`) * w1
= r3 * (((14/15)* r1)/(35/37)* r2)*w1
= (r3 * (r1/r2) * w1) * (14/15) *(37/35)
= v3 * 0.987
Jadi penggantian pasangan sproket 15 T – 37 T dengan 14 T – 35 T malah memperkecil top speed.
Selanjutnya dapat diturunkan suatu rumus koefisien untuk perubahan/penggantian sproket sebagai berikut :
K = (SDB/SDL) * (GBL/GBB)
dengan
SDB = Sproket Depan Baru
SDL = Sproket Depan Lama
GBL = Gear Belakang Lama
GBB = Gear Belakang Baru
dan
Top Speed baru = K * Top Speed lama
Contoh :
SDB–SDL–GBL–GBB—-K
14….14…..39…..37…….1,054
14….14…..39…..36…….1,083
14….14…..39…..35…….1,114
15….14…..39…..37…….1,129
15….14…..39…..36…….1,160
15….14…..39…..35…….1,193
Jadi penggantian pasangan sproket 14 T – 39 T dengan 15 T – 35 T menghasilkan peningkatan 19 % pada top speed JIKA power motor cukup
[F1ZR] Sastro akhirnya turun mesin
Kemarin sore sastro bersuara aneh tiap kali sehabis mesin dimatikan. Bunyinya cukup keras “rekatak…tak..tak..tak”. Seperti ada sesuatu yang masih berputar setelah mesin dimatikan. Apa boleh buat rencana turun mesin dipercepat, jadi pagi ini. Pagi ini satro masuk bengkel Yank’s motor III (Jl Raya Ujungberung no 129 Bandung) depan apotik kimia farma. Mekanik yang menangani Pak Yono dan dibantu Udin. Ajaibnya ternyata Pak Yono sekampung (Banyumas) dan Udin ternyata cuman beda RT ama gw di bdg. Hehehehe. Kalau masalah fizr, udin lebih hapal tuh. So pilih udin aja kalau mau service besar. Bengkelnya lengkap spare-part aslinya, juga terima bubut, korter, bos, noken as. Masuk jam 8 pagi, keluar jam setengah 4 sore.
Berikut biaya detail-nya :


Nah yang jadi sumber bunyi kemarin malam ternyata adalah cage-nya (bagian dari kopling), bukan dari crankshaft (kruk-as). Alamakkkk… gajiku habis hahahaha.
Update 1 Juni 2009
Keputusan untuk mengganti laher kruk-as dan setang seher memang sangat tepat. Motor sekarang enak diajak berlari diatas 80 kpj. Mesin mulus tidak lagi bergetar hebat.
Berikut biaya detail-nya :


Nah yang jadi sumber bunyi kemarin malam ternyata adalah cage-nya (bagian dari kopling), bukan dari crankshaft (kruk-as). Alamakkkk… gajiku habis hahahaha.
Update 1 Juni 2009
Keputusan untuk mengganti laher kruk-as dan setang seher memang sangat tepat. Motor sekarang enak diajak berlari diatas 80 kpj. Mesin mulus tidak lagi bergetar hebat.
[F1ZR] Sastro Mau Turun Mesin
Akhirnya setelah 8,5 tahun, si sastro harus service besar alias turun mesin alias overhaul. Mesin terasa tidak enak. Terasa sekali lahernya kasar. Sepertinya laher-laher pada kruk-as (crankshaft) dan camshaft harus diganti. Semoga crankshaft-nya belum melintir, semoga setang seher-nya masih oke.
Berikut diagram dari crankshaft fizr :

Hasil search di google, untuk bearing ternyata yang bagus mereknya SKF. Harganya juga terjangkau.
Contoh SKF Enduro C3 :

Contoh SKF Enduro C4 :

Misalkan SKF 6301 RSl/C3 MT47.
- Angka 6 menyatakan laher itu pakai tipe ball bearing (laher model bola)
- Angka 3 menerangkan seri dimensinya. Angka ini menunjukkan 3 hal: diameter, tebal dan tinggi. Untuk kode contoh di atas, berarti, laher itu berdiameter luar 37 mm dan tebal punggung 12 mm.
- Angka 01 menunjukkan ukuran lingkar dalam laher 12 mm. 00 (10) mm, 01 (12 mm), 02 (15 mm), 03 (17 mm), 04 (20), dan 05 (25 mm).
- RS, singkatan dari rubber seal. Penutup laher yang digunakan terbuat dari karet. kalau Z, berarti penutup dari bahan metal. 2RS, berarti kanan-kiri ditutup karet. 2Z berarti kanan-kiri ditutup logam.
- C3 menunjukan kerenggangan (clearance) antara pelor dan dinding punggung bagian dalam. Makin besar angkanya, berarti toleransi kerenggangan antarkomponen bearing makin besar pula. Misalkan C3, jika digoyang lebih ngoklok dibanding C2. C3 cocok untuk harian, C5 cocok untuk racing.
- MT47. MT singkatan Medium Temperatur. Kemampuan pelumas bisa bertahan pada suhu –300 sampai 1100 C.
Bearing untuk si sastro adalah :

Yah hanya ada bearing untuk kruk as yaitu SKF Enduro 6205 /C3VC104 atau 6205 TN9/C4LVC476. Dua bearing (laher) lainnya tidak jelas :p . Harga bearing ini juga belum jelas, kemaren di jawa 70 ribu sepasang. Trus ada yang bilang 100 ribu sepasang. Kalau di Bandung berapa yah? Ada yang tahu toko sparepart motor yang murah??
Update
Wuih akhirya dapet juga tuh SKF Enduro 6205 /C3VC104 seharga 48 ribu di bengkel :
NAGARIAN MOTOR
BATAS KOTA
Jl. SUDIRMAN No 841 A TLP (022) 6071591.
Saya keluar-masuk bengkel sepanjang jalan antara polres ujungberung sampai simpang dago, terus sepanjang jalan pungkur ngga ada yang jual!!. Cape tapi asik berburu bearing hehehehehe.
Di Jln Pungkur ada toko khusus bearing, yang tersedia :
- SKF Explorer C3 made in france, 35 ribu.
- FAG yang 30 ribu
- FAG yang 110 ribu
- FAG yang racing, 250 ribu
Ternyata ada toko/counter SKF di jalan peta, tepatnya di ruko kopo plaza.
Terus yang ditawarkan oleh bengkel cahaya sindanglaya 150 ribu !. Wah….
Ada info kalau di pasar cikapundung lantai bawah, harga onderdil lebih murah. FAG racing 250 rb bisa ditawar hingga 200 rb.
Berikut diagram dari crankshaft fizr :

Hasil search di google, untuk bearing ternyata yang bagus mereknya SKF. Harganya juga terjangkau.
Contoh SKF Enduro C3 :

Contoh SKF Enduro C4 :

Misalkan SKF 6301 RSl/C3 MT47.
- Angka 6 menyatakan laher itu pakai tipe ball bearing (laher model bola)
- Angka 3 menerangkan seri dimensinya. Angka ini menunjukkan 3 hal: diameter, tebal dan tinggi. Untuk kode contoh di atas, berarti, laher itu berdiameter luar 37 mm dan tebal punggung 12 mm.
- Angka 01 menunjukkan ukuran lingkar dalam laher 12 mm. 00 (10) mm, 01 (12 mm), 02 (15 mm), 03 (17 mm), 04 (20), dan 05 (25 mm).
- RS, singkatan dari rubber seal. Penutup laher yang digunakan terbuat dari karet. kalau Z, berarti penutup dari bahan metal. 2RS, berarti kanan-kiri ditutup karet. 2Z berarti kanan-kiri ditutup logam.
- C3 menunjukan kerenggangan (clearance) antara pelor dan dinding punggung bagian dalam. Makin besar angkanya, berarti toleransi kerenggangan antarkomponen bearing makin besar pula. Misalkan C3, jika digoyang lebih ngoklok dibanding C2. C3 cocok untuk harian, C5 cocok untuk racing.
- MT47. MT singkatan Medium Temperatur. Kemampuan pelumas bisa bertahan pada suhu –300 sampai 1100 C.
Bearing untuk si sastro adalah :

Yah hanya ada bearing untuk kruk as yaitu SKF Enduro 6205 /C3VC104 atau 6205 TN9/C4LVC476. Dua bearing (laher) lainnya tidak jelas :p . Harga bearing ini juga belum jelas, kemaren di jawa 70 ribu sepasang. Trus ada yang bilang 100 ribu sepasang. Kalau di Bandung berapa yah? Ada yang tahu toko sparepart motor yang murah??
Update
Wuih akhirya dapet juga tuh SKF Enduro 6205 /C3VC104 seharga 48 ribu di bengkel :
NAGARIAN MOTOR
BATAS KOTA
Jl. SUDIRMAN No 841 A TLP (022) 6071591.
Saya keluar-masuk bengkel sepanjang jalan antara polres ujungberung sampai simpang dago, terus sepanjang jalan pungkur ngga ada yang jual!!. Cape tapi asik berburu bearing hehehehehe.
Di Jln Pungkur ada toko khusus bearing, yang tersedia :
- SKF Explorer C3 made in france, 35 ribu.
- FAG yang 30 ribu
- FAG yang 110 ribu
- FAG yang racing, 250 ribu
Ternyata ada toko/counter SKF di jalan peta, tepatnya di ruko kopo plaza.
Terus yang ditawarkan oleh bengkel cahaya sindanglaya 150 ribu !. Wah….
Ada info kalau di pasar cikapundung lantai bawah, harga onderdil lebih murah. FAG racing 250 rb bisa ditawar hingga 200 rb.
Subscribe to:
Posts (Atom)